Selasa, 24 Desember 2013

KLINIK RUTIN

KIMIA KLINIK
Urin adalah larutan kompleks yang terdiri dari 96% air dan 4% zat terlarut dimana zat terlarut ini pada umumnya berasal dari makanan dan sisa-sisa produk dari metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui saluran kemih.
Saluran kemih :
1.       Ginjal
2.       Ureter
3.       Kandung kemih/vesica urinaria
4.       Uretra
Ginjal ada 2 buah letaknya di posterior rongga abdomen. Bagian kanan tertekan oleh hepar sehingga letaknya lebih rendah daripada bagian kiri. Dalam ginjal terdapat unit fungsional yang jumlahnya 1 juta, unit fungsional tersebut yaitu nefron terdiri dari kapiler gromerulus, kapsula bowman, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal.
Pembentukan urin:
Urin dibentuk dimulai dari filtrasi plasma melalui dinding kapiler gromerulus dan filtrat. Hasil filtrate ini masuk ke ruang bowman (filtrasiàfiltrat) à t.proximal à ansa henle à T.distal selama filtrate ini melalui tubulus, ada zat-zat yang direabsorpsi kembali oleh dinding tubulus tetapi ada juga zat-zat yang disekresi. Dari tubulus masuk ke kapiler peritubuler disekitar tubulus.
Yang direabsorpsi : Glukosa (semua) jadi tidak ditemukan diurin dalam keadaan normal, ada kecuali sudah melampaui kadar kemampuan ginjal yaitu 180 mg/dL.
Ambang ginjal : kemampuan tubulus untuk mereabsorpsi kembali suatu zat pada tubulus.
Komposisi urin terdiri dari 96%air dan 4%zat terlarut. Zat terlarut :organic dan non-organik.
Organic : urea, kreatinin, asam urat dll. Non-organic : Na, K, Cl, NH4, phosphate, Mg, Ca. selain organic dan non-organik masih ditemukan elemen dalam urin, misal : sel-sel (eri,leu,epitel, silinder/cast dan kristal) à bukan merupakan hasil filtrasi (bukan zat terlarut)
Leukosit : ada karena bergerak amuboid jadi diurin ada. Normal : 6 /Ltb
Eritrosit : normal tidak ada
Epitel : karena sudah tua jadi lepas sendiri, bukan berasal dari filtrate glomerulus
Pemeriksaan urin (urinalisis) meliputi :
1.       Pem. Fisik (makroskopis)
2.       Pem. Kimia
3.       Pem. Mikroskopis
Sering diminta dilakukan klinisi/dokter karena dapar membantu diagnosa dan memberi informasi tentang fungsi beberapa orang tertentu. Biasanya diindikasikan/diminta untuk beberapa hal :
1.       Traktus urinarius
2.       Penyakit DM
3.       Kehamilan
4.       OD drugs/obat-obatan
5.       Toksikologi
Keuntungan lainnya : murah, sederhana, hasilnya cepat
Persiapan pemeriksaan urin :
1.       Dari pasien :
a.       tidak makan vitamin C/zat pereduksi lain
b.      jangan makan obat-obatan yang memberi warna urin à mengganggu pembacaan urin
c.       daerah genital external dicuci/dibersihkan dahulu supaya tidak terkontaminasi dengan sekret : vagina, uretra dan bahan-bahan lain dari luar
d.      mencuci tangan
2.       Memberi penampung urin : dari plastik, bersih, kering, dapat ditutup, bolong mulut lebar dan 1 kali pakai
3.       Dari sampel : penampung harus diberi label berisi data-data nama pasien, nomor rekam medik tanggal, jam, bisa ditambah umur, alamat dan dokter pengirim. Penting à data harus sesuai dengan formulir permintaan
Urin segera diperiksa dalam waktu <1 jam, kalau lebih sebaiknya disimpan dilemari pendingin 2-8oC waktu 8-24 jam/diberi pengawet.
Cara pengambilan sampel :
1.       Midstream urine/ urin porsi tengah (MSU) : urin pertama dibuang à pertengahan ditampung à terakhir dibuang. Gunanya urin pertama dibuang : sekret/kotoran diuretranya supaya tidak terkontaminasi karena bila terkontaminasi hasilnya tidak sebenarnya.
2.       Catheter di uretranya sampai ke kandung kemih, dilakukan jika pasien sukar buang air kecil. Keuntungannya menghindari secret di uretra tapi resiko terjadi infeksi
3.       Suprapubic aspiration: ditusuk langsung dari luar ke kandung kemih (dihisap). Bagus untuk kultur (perkembangan bakteri), sitologi à dikirim ke bag. Patologi anatomi
4.       3 glass collection : penampungan 3 tabung. Cara :
a.       Ditampung ( ½ menit) di tabung 1
b.      ½ menit kemudian ditampung di tabung 2
c.       Dipijat-pijat pangkal penis (proksimal) supaya sekret prostat dibersihkanà sisa urinnya ditampung.
Jika tabung 3 jumlah leukosit & kultur bakteri 10X > tab 1, diidentifikasi infeksi prostat (prostatitis) dengan syarat jumlah leukosit & kultur bakteri tab. 2 (-) atau normal, jika 2 tidak normal à infeksi kandung kemih bagian atas (sistitis)
Jenis sampel atau pengambilan sampel berdasarkan waktu :
1.       Urin pagi : diambil pertama kali setelah bangun tidur di pagi hari
2.       Urin sewaktu : diambil pada satu waktu yang tidak ditentukan secara khusus
3.       Urin 2 jam PP (postprandial) setelah makan : urin ditampung tepat 2 jam setelah makan, pemeriksaan glukosa setelah makan
4.       Urin 24 jam : ditampung selama 24 jam, tampung dari jam 7 à awal tidak ditampung, selanjutnya terus ditampung sampai urin jam 7 ditampung. Urin 24 jam untuk kuantitatif zat dalam urin misal kuantitatif protein dalam urin.
5.       Urin 12 jam siang/malam : 7am tidak ditampung, 7am-7pm ditampung, 7pm ditampung
penyimpanan
-urin baru
1-2 jam ada yg kurang dari 1 jam ada yg kurang dr 2 jam
-urin lama
Jika urin didiamkan lama maka
1.        bakteri akan berkembang biak dan banyak jadi bisa menguraikan urea menjadi NH3 (ammonium). kemudian NH3 bereaksi dengan H2O ---> NH4OH yang bersifat basa. kalau basa maka pH dalam urin menjadi meningkat
periksa < 2 jam. basa--> eri, leu, silinder menjadi cepat lysis sehingga jumlahnya akan berkurang
2.        bau menjadi menyengat karena terbentuknya ammonium. bakteri banyak akan memakan glukosa yang terdapat pada urin tersebut menyebabkan glikolisis sehingga kadar glukosa dalam urin akan menurun
nitrit pada urin tersebut akan meningkat karena bakteria sianida yang juga mereduksi nitrat à nitrit
bilirubin akan berkurang karena terpapar dengan sinar, akan diubah menjadi biliverdin
benda-benda keton akan berkurang, karena benda2 keton ini mudah menguap (ada 3 macam : aseton, asam asetoasetat, asam betahidroksi butirat)
urobilinogen akan berkurang, teroksidasi dengan udara membentuk urobilin sehingga kadarnya menurun
efek bakteri menyebabkan pengendapan presipitasi dari garam-garam fosfat dan urat

jika terpaksa menunda pemeriksaan bisa disimpan di lemari pendingin atau diberi pengawet, yang sering digunakan:
pengawet
1.        toluen : khasiat jika diteteskan akan mengambang dipermukaan sehingga mencegah kontaminasi bakteri dari luar
2.       formaldehid (formalin 40%) : digunakan untuk sedimen (terutama), untuk elemen-elemen butana, sel-sel
3.        thymol 10% : untuk glukosa dan sedimen urin
4.        Na flourida : biasanya untuk glukosa
5.        Asam Borat 0,8% : protein dan sedimen

pemeriksaan urin (makroskopis)
1.        warna, normal adalah kuning muda disebabkan oleh 3 macam pigmen : urochrom (produksi dari metabolisme endogen), urobilin (urobilinogen diubah menjadi urobilin, sehingga awal urinasi jernih à uribilinogen, kuning à urobilin),  uroerithrin (melekat pada amorf urat warna nya pink biasanya)
abnormal : yg sering ditemukan adalah kuning tua à dikocok (foam tes  à tes busa) à timbul busa kuning à                 kemungkinan mengandung bilirubin untuk memastikannya melakukan pemeriksaan Harison atau Hawkinson
abnormal : merah, kemungkinan disebabkan oleh darah untuk memastikannya diperiksa sedimennya, kalau banyak eri dalam sedimen berarti penyebab warna merah disebut hematuri. jika dalam sedimen tidak ditemukan eritrosit maka kemungkinan warna merah ini disebabkan hemoglobin atau mioglobin (bisa berasal dari filtrasi plasma atau lisis dengan cepat masuk ke glomerulus à ada dalam urin), untuk memastikan dilakukan pemeriksaan benzidin test
2.        kejernihan : normal à jernih. kekeruhan dapat disebabkan karena adanya darah, bakteri, nanah, garam-garam fosfat, spermatozoa
3.        keasaman atau pH : dipeiksa dengan kertas lakmus merah maupun biru, merah à merah (N), màb (B), bàb (N), bàm (A)
                keasaman dari urin ini merupakan refleksi dari kemampuan ginjal untuk memelihara konsentrasi              ion hidrogen didalam plasma
4.        berat jenis/ BJ (kepekatan suatu larutan dibanding dengan aqua) : normal sewaktu 1.002- 1,030, 24 jam : 1,015-1,025 diukur dengan 2 alat urinometer (keuntungannya mudah dan murah, kerugiannya membutuhkan urin yang banyak, harus dikoreksi terhadap suhu, kadar glukosa dalam urin dan terhadap kadar protein dalam urin. biasanya dikalibrasi pada temperature 15oC/20oC. koreksi suhu: suhu ruangan setiap 3oC diatas 15 oC maka Bj + 0.001, setiap 3 oC dibawah 15 oC maka BJ -0.001. koreksi glukosa :setiap 1% glukosa dalam urin BJ - 0.004 [glukosuria], setiap 1% protein dalam urin BJ -0,03 [proteinuria]. bila BJ tinggiàurinnya pekat misal mendekati 1,030 disebut hiperstenuri, encer mendekati 1 hipostenuri) dan refractometer
5.        volume urin : jumlah urin berkisar pada 600 cc - 2000cc, kalau volume < 300 cc disebut oliguri, tidak ada urin yang keluar sama sekali disebut anuri, banyak sekitar 2000cc an disebut poliuri
6.        bau : karena adanya urea dan ammonia (ureum)
abnormal : contoh jengkol karena ada kristal jengkol. intoksikasi jengkol : albuminuria, hematuria, kristaluria.                 didect glass ada di pinggir2 kristalnya
                buah2an : ketonuria

pemeriksaan mikroskopis
yang diperhatikan:
1.       volume 10-15 mL, karena jika pakai reagen strip, sehingga strip bisa masuk /dicelupkan à parameter bisa dicelupkan semua
2.       urin baru
3.       urin di centrifuge 5 menit 1500 rpm, filtrat(cairan diatas)nya dipindahkan ke tabung lain sehingga sisa2 cairan dalam tabung centrifuge -+ 1-0,5 mL (cairan+sedimen), dikocok supaya homogeny lalu diteteskan ke object glass -+ 20 mikroliter/0.02 mL, ditutup dengan dect glass, setelah itu diperiksa dengan pembesaran Ob. 40 Oc. 10, eri Ob.40 (disebut highpowerfield) kalau Ob.10 (lowpowerfield), dihitung sel-sel atau elemen dalam 10 pandangan misalnya 100 / 10 pandangan jadi eri 10/LPB angka dibulatkan tidak ada koma. silinder pakai LPK, elemen lain LPB

yang dicari pada sendimen.
1.       elemen organik :
a.       eritrosit : bulat, kuning homogen, tidak berinti pinggrinya jelas ukuran -+ 7 mikron.
abnormal : pada urin pekat/BJ tinggi. hiperstenuri maka cairan dalam eritrosit keluar, sehingga bentuk eritrosit seperti durian disebut crenated. urin encer= cairan masuk dalam eritrosit à pecah à Hb keluar jadi hanya terlihat membran. ghost cell. bentuk lain dismorfism = eri berasal tubulus ginjal/glomerulus. ciri : ukuran bervariasi, terdapat tonjolan2 pada dinding eri. disebut acanthocyte. beda acanthocyte dengan crenated. crenated : tonjolan banyak pas seperti durian, acanthocyte paling banyak tonjolan ada 10 dan ada yang panjang&pendek. dindingnya ada yang terlihat seperti fragmen.
ditemukan banyak eri di sendimen disebut hematuri
                                normal dalm sendimen 0-1 tapi ada yg mengatakan 1-2/lpb atau hpf
b.      leukosit : bulat, pinggir tidak jelas, di dalam ada butir-butir kadang dapat terlihat intinya, besarnya -+ 12 mikron. pada urin encer kadang2 cairan dari luar masuk ke dalam sel sehingga terdapat gerakan2 dari butir2 yang terdapat pada sitoplasma, membesar dan granulanya seperti bergerak disebut glitter cell.
normal : 0-5, <6 / lpb atau hpf. leuko. banyak dalam urin leukosituri atau piuri(artinya ada nanah didalam urin)
c.       silinder atau cast. pembentukan lokasinya di tubulus distal karena itu bentuknya menggambarkan lumen dari tubulus tsb. (maksudnya lonjong). komposisinya ialah tam. hosfall protein : suatu glikoprotein yg dieskresi oleh sel2 epitel dari tubulus distal tsb. selain protein ini ditandai juga dengan albumin dan imunoglobulin. faktor2 yg mempengaruhi terbentuknya silinder ini :
1         aliran urin itu lambat terjadi stasis, urin flow stasis (terhambat)
2         keasaman dari urin tsb. makin asam maka makin kemungkinan terjadinya cast ini makin besar. protein dalam asam menjadi mengendap
3         adanya Na dan Ca
                                langkah2 pembentukan silinder :
1         terjadi agregasi dari tam hosfall membentuk fibril2 atau serat2 protein dimana benang ini melekat pada dinding tubulus.
2          fibril2 ini terjalin membentuk jaringan atau anyaman
3         anyaman ini menjadi solid dan inilah yg merupakan rangka atau matriksnya dari silinder tsb
4         semua komponen yg terdapat dalam filtrat glomerulus atau dalam lumen tubulus ini akan terjaring dalam rangka atau matriks tadi
eri banyak --> silinder eritrosit, leu banyak --> silinder leu. tergantung komponen dalam filtrat
Setelah penuh/berat maka dia akan lepas ikut keluar dengan urin
macam2 silinder :
1         silinder eritrosit : sering ditemukan pada penderita glomerulonefritis akut (bentuk seperti ketimunan didalamnya ada eri), GN urinnya berwarna merah karena banyak eri.
2         silinder leukosit : silinder didalamnya ada leu. (bentuk sama dengan GN), biasanya tedapat pada penderita infeksi pielonefritis, dalam filtrat ditemukan banyak leukosit dan akan terjaring.
3         silinder epitel : didalamnya terdapat banyak sel2 epitel. ditemukan bila ada kerusakan dalam tubulus
4         silinder granula : granula berasal dari degenerasi sel-sel, baik sel epi, leu, eri.biasanya ditemukan pada GN kronis. Ada 2 : ada yg kasar & halus
5         silinder lemak (fatty cast) : ditemukan pada nefrotic syndrome, terdapat peninggian lipid dalam darah sehingga keluar dalam urin, lipid terjaring silinder itu sehingga terdapat lemak. lebih baik dilihat dengan pewarnaan sudan 3
6         silinder waxy (lilin) : ditemukan pada penderita gagal ginjal. terjadi karena degenerasi sel2, granula2 yang berubah menjadi suatu zat yg seperti lilin. urinnya lambat berjalannya. granula --> eri, leu, epi
7         silinder yg biasanya yg ditemukan dalam urin normal adalah silinder hialin
8         mixed silinder : ada sel epi, eri, leu
oval fat bodies : sel2 epitel tubulus yg mengabsorpsi lipid yg terdapat dalam filtrat gromerulus. biasanya ini ada maka fatty cast ada sehingga terjadi lipid uri.
d.      sel epitel : bulat berasal dari tubulus atau renal, transisional pada kandung kemih, squamoss pada uretra

2.       elemen non organik :
a.       kristal. kristal normal suasana asam -->asam urat. kristal normal suasana asam, netral, basa --> oksalat. netral, alkali --> tripel posfat. alkali --> karbonat atau ammonium biurat.
abnormal : tyrosin, cytin, leucin, bilirubin, cholesterol.
kristal2 ini adalah pengendapan yg terdapat dalam filtrat terdapat presifitasi dalam elemen ini dipengaruhi:
temp, pH, konsentrasi

pemeriksaan kimia :
1         manual :
A.      glukosa dalam urin : umunya dalam darah orang puasa < 100 % atau/ mg/dl glukosa dalam darah melebihi 100 maka kelebihan akan dikeluarkan dalam urin karena kemampuan tubulus untuk mereabsorpsi hanya sampai 180. adanya glukosa dalam urin --> glukosuri. pemeriksaan manual dengan metode benedict. prinsip : glukosa akan mereduksi ion cupri menjadi ion cupro. bentuk cupro : cu cupro hidroksida kuning (Cu(OH)) atau cu oksida merah (Cu2O). prosedur : 5 cc benedict + 5 tetes urin --> dipanasakan diatas api atau water bath sampai mendidih. bila timbul warna biru (-), +1 hijau kuning, +2 kuning, +3 jingga, +4 merah bata
B.      protein dengan metode bang. prinsip : protein dalam suasana asam dan bila dipanaskan akan mengendap atau menggumpal, ada syaratnya urin harus jernih sebelum diperiksa kalau keruh interprestasi jadi salah, karena interprestasi ini oleh kekeruhan, kalau keruh harus di centrifuge. prosedur 5 cc urin + 1/2 cc reagen bang dipanasakan. - jernih, +- keruh sedikit, +1 keruh jelas, +2 keruh butir2, +3 keruh keping, +4 keruh menggumpal. protein ini normalnya kurang dari 10 mg/dl dlm urin. adanya protein dalam urin karena adanya kerusakan glomerulus.

2         strips :
reagen yg sudah didalam bentuk kering, siap pakai, relatif stabil, harganya reatif murah, volume urin yg dipakai sedikit, selain itu harus diperhatikan penyimpanan reagen ini : harus dihindari dari sinar, panas, bahan-bahan kimia, disimpan pada tab. yg tertutup dan disimpan pada suhu kurang dari 30 oC. jika mau memakai/pemeriksaan: harus diperhatikan tanggal kadaluarsa, apakah terdapat perubahan warna.
Prosedur: masukkan urin ke dalam tab. reaksi (urinnya yg homogen) dicelupkan ke tabung hingga semua parameter terendam selama -+ 1-2 detik. dicabut --> membuang sisa urin dengan cara menempelkan satu sisi pada tissue --> dilihat warna yg timbul dibandingkan dengan skala warna/ memasukkan kertas strips pada alat uriscan atau uristrips --> hasil keluar
pemeriksaan pH
reagen metil red (s. asam) redàyellow dan bromtimol blue (s.basa) yellow à blue
pemeriksaan protein
prinsip : pada pH tertentu bila terdapat protein akan membentuk suatu warna yang tertentu (protein error of indicator)
pemeriksaan glukosa
prin: pada parameter ini ada 2 macam reagennya : glukosa oksidase dan peroksidase.  glukosa dengan O2 akan membentuk gluconic acid dan H2O2 dengan bantuan enzim glukosa oksidase à H2O2 dengan bantuan peroksidase à H2O+On, On mengoksidase chromogen --> terbentuk warna tertentu
pemeriksaan benda2 keton
pada reagen strips terdapat natrium nitroprusid dan glisin
Prin : asam aseto asetat dengan na nitroprusid+glisin akan membentuk warna tertentu (purple colour)
pemeriksaan blood
prinsip : Hb bertindak sbg peroksidase yg menguraikan H2O2 yg organik menjadi H2O dan On. On mengoksidase Chromogen (benzidin)

pemeriksaan bilirubin
pada strips sudah ada reagen garam diazonium
prin : bilirubin+garam diazonium --> azobilirubin yg mempunyai warna tertentu
pemeriksaan urobilinogen
hampir sama dengan manual. urobilinogen dengan paradietilaminobenzaldehid akan membentuk warna tertentu
Pemeriksaan Nitrit
prinsip : nitrit+ para-arsanilic acid atau sulfanilamid --> garam diazonium + tetrahidrobenzoquinolin --> membentuk warna tertentu (pink azodye)
pemeriksaan leukosit
ada enzim leukosit esterase
prinsip : indoxylcarbonic acid ester dibawah pengaruh enzim leu. esterase akan terbentuk indoxyl bebas --> indoxyl +diazonuim salt membentuk warna tertentu (purple colour)
pemeriksaan berat jenis
prin : polyelectrolyte akan melepaskan ion hidrogen yg jumlahnya sesuai dengan jumlah ion2 yg terdapat dalam urin. makin pekat urin ( BJ besar) = ion2 urin, jika ion H banyak dilepaskan maka akan asam dan pH menurun. tapi kalau jumlah ion sedikit maka ion yg dilepaskan sedikit = pH basa

pemeriksaan urobilin
metode schlesinger
prinsip: urobilin dan reagen schlesinger memberikan suatu kompleks yang memberikan flourensi hijau
prosedur : 5cc urin+2 tetes lugol dan 7 1/2 cc reagen schlesinger --> kocok --> disaring. filtrat dilihat dengan latar belakang hitam. (+) flouresensi hijau, positif jika didiamkan lama, jika baru urobilin negatif karena urobilinogen belum berubah menjadi urobilin
pemeriksaan urobilinogen
metode wallace diamond
prinsip : urobilinogen+ paradimetil amino benzaldehid akan membentuk suatu kompleks yang berwarna merah
prosedur : 5cc urin + 1cc reagen paradimetil amino benzaldehid --> dikocok --> (+) timbul w. merah. 2 cara : didiamkan 1 malam dan dipanaskan mendidih karena reaksinya lambat
pemeriksaan bilirubin
metode harrison (m), hawkinson (m)
harrison
prinsip harrison : BaCl2 & garam2 sulfat yg terdapat dalam urin --> barium sulfat --> BaSO4 makan mengendap --> BaSO4 akan mengikat bilirubin --> ferri clorida FeCl3 akan mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yg berwarna hijau, bilicyanin : biru, choletelin : kuning
prosedur : 5 cc urin + 5 cc BaCl --> dikocok --> disaring --> endapan terdapat pada kertas saring + teteskan FeCl3 pd kertas saring yg ada endapan --> hijau biru : (+) bilirubin
hawkinson
prosedur : mula2 ambil 1 lembar kertas saring yg besar --> direndam pada BaCl --> dikeringkan diudara --> setelah kering dipotong2 menjadi 2x2 cm. memeriksa bilirubin : ambil kertas saring yg telah dipotong --> teteskan 1 tetes urin + 1 tetes FeCl --> hijau biru : (+) bilirubin. yg mengikat bilirubin BaCl (prinsip)
hawkinson : membutuhkan hanya 1 tetes urin, harrison : 5 cc urin

pemeriksaan benda-benda keton
paling banyak 78% asam beta hidroksibutirat, 20% asam aseto asetat, 2% aseton
metode rothera
hanya bisa memeriksa asam aseto asetat dan aseton, karena tidak mengoksidasi asam beta hidroksibutirat
prinsip: reagen rothera atau natrium nitroprusid merupakan suatu oksidator sehingga akan mengoksidasi asam aseto asetat atau aseton menjadi suatu kompleks yg berwarna ungu dalam suasana basa
prosedur : 5cc urin + (-+) 1 gram reagen rothera --> dicampur + melalui dinding tabung NH4OH(p) --> timbul cincin berwarna ungu pada perbatasan lapisan larutan tsb.
Metode Gerhard
reagen yg dipakai FeCl3
PRINSIP : FeCl3 akan mengoksidasi asam asetoasetat memberi kompleks berwarna merah.
prosedur : 5cc urin + beberapa tetes FeCl3 --> kocok --> (+) merah
membedakan benda2 keton/ bahan2 lain yg menyebabkan warna merah ini : ambil urin --> masukkan suatu tabung --> dipanaskan (benda keton : akan menguap (maksudnya)) --> ditetesi FeCl3 --> masih merah berarti bukan benda keton
Pemeriksaan Rothera sangat sensitif, karena itu pemeriksaan ini untuk menentukan diagnosa. pemeriksaan Gerhard kurang sensitif, karena itu digunakan untuk monitoring terapi/pengobatan.

Pemeriksaan Darah Samar (darah yg tidak terlihat oleh mata, hematuri yg mikroskopis atau dalam feses juga diperiksa hanya saja di feses ada pemeriksaan fob)
Metode : Benzidin (m)
Prinsip : Hb bertindak sebgai perosidase yg menguraikan H2O2 menjadi H2O+On. On akan mengoksidasi benzidin sehingga berwarna biru (kehijauan)
prosedur : 1 tabung reaksi diambil --> 3 cc asam asetat glasial+1gr benzidin --> dicampur --> diambil tab. reaksi ke 2 --> masukkan 2 cc urin --> dipanaskan (guna: menghilangkan enzim2 oksidase yg terdapat dalam leukosit) --> isi tabung ke 2 dimasukkan dalam tabung pertama+beberapa tetes H2O2 --> hijau biru (+)

Pemeriksaan Kuantitatif Protein
Metode : Esbach
Prinsip : protein dalam suasana asam akan menggumpal atau menggendap. tab.esbach seperti tabung centifuge
Prosedur: masukkan urin dlm tab. esbach sampai garis U +  reagen esbach sampai garis R --> didiamkan selama 24 jam --> dilihat endapan kuning sampai skala berapa misal 1 gr/L (dalam tabung ada skalanya). bila vol 1500cc dlm 24 jam j.protein 1x 1/5 g/L. vol. urin 24 jam rata2 1500cc

METABOLISME BILIRUBIN
jika eritrosit sudah tua maka eritrosit ini akan ditangkap oleh sel2 Reticulo Endothelial System --> pecah Hb keluar --> Hb akan pecah menjadi heme dan globin --> heme dengan pengaruh enzim heme oxygenase berubah menjadi biliverdin --> diubah menjadi bilirubin dengan bantuan enzim biliverdin reduktase (disebut biulirubin indirect) --> dikeluarkan oleh RES --> masuk kedalam darah --> karena b. in tdk larut dengan air agar nyangkut maka berikatan dengan albumin --> bilirubin akan diangkut ke hepar --> pada dinding2 sel hepar dipisahkan --> masuk ke dalam sel2 hepar (albumin tidak masuk) --> bilirubin in berkonjugasi menjadi bilirubin mono diglukuronat atau (bil. direct) --> dikeluarkan sel2 hepar --> masuk ke dalm sal. empedu --> melalui sal. empedu masuk usus atau intestinal --> dalam usus diubah oleh enzim2 bakteri menjadi urobilinogen, sterkobilinogen (feses), dan mesobilirubinogen (memberikan reaksi yg identik sehingga semuanya disebut urobilinogen) ketiganya disebut urobilinogen --> urobilinogen dikeluarkan feses sebagian besar, sebagian kecil diserap kembali usus masuk ke peredaran darah dikeluarkan melalui ginjal keluar menjadi urobilinogen. bilirubin in larut dalam alcohol

FESES
Pemeriksaan Feses, biasanya harus ditampung dalam dispossible container tdk boleh bercampur dengan urin, harus diperiksa dalam waktu 30-40 menit, sebaiknya tidak makan obat2 pencahar.
Pemeriksaan
1.       Makroskopis :
Warna = normal:kuning agak coklat, abnormal (sering ditemukan) : feses hitam kemungkinan disebabkan karena perdarahan di traktus digestivus(sal. Pencernaan bag. Atas) misalnya di lambung, eri pecah Hb keluar membentuk Hematin, bisa disebabkan oleh sayur2an bedanya : darah à encer, sayur2an à keras. Karena darah : melena, abnormal : putih atau pucat karena feses tidak mengandung sterkobilin, sumbatan di sal empedu à tidak masuk ususà tidak bisa diubah menjadi sterkobilinà feses pucat. Pada ambein atau sal. Pencernaan bawah berwarna merah segar. Diluar hemoloid, sampai dalam disentri amoeba
Konsistensi =  normal : lunak dan berbentuk. Abnormal : encer biasanya karena diare atau radang disaluran pencernaan, fesesnya keras karena konstipasi (1-2x sehari). Pada ambein atau sal. Pencernaan bawah berwarna merah segar
Bau = normal : karena ada indol dan skatol
Lendir = normal : suka ada, kalau banyak : terjadi rangsangan dalam sal. Pencernaan. Merupakan sekret dari dikeluarkan mukosa/dinding sal. Pencernaan
Darah= adanya karena pergerakan di sal. Pencernaan
Nanah = kumpulan dari leukosit dan bakteri, karena adanya radang atau abses (bisul) / infeksi di sal. Pencernaan
Sisa-sisa makanan = sayur2an/kacang, karena mengunyah tidak sempurna sehingga terlalu keras untuk dicerna perncernaan
Parasit = cacing yg biasanya ditemukan
2.       Mikroskopis : melakukan pem mikroskopis harus membuat sediaan hapus
Sediaan hapus kering/ preparat kering : mula2 ambil object glassà dgn lidi feses dioleskan ke object glassà langsung diteteskan 5 tetes parafin liquidum untuk memperjelas penglihatanà ditutup dengan cover glass à dilihat dibawah mikroskop
Object glass à dgn lidi feses dioleskan ke object glassà teteskan pewarna (eosin =eri, leuko, protozoa/amoeba; lugol = sisa-sisa makanan co: karbohidrat,seperti butir2 warna biru sehingga yg warna biru itu amilum, kalau amilum sudah dipecah jadi warna merah butirnya karena sudah diubah menjadi dextran; sudan 3 = sisa-sisa lemak, butir2nya berwarna merah; asam asetat glacial = sisa-sisa protein, sisa sayuran seperti per, daging/otot seperti tangga, jaringan ikat(termasuk protein) seperti sapu lidi) à ditutup dengan cover glass à dilihat dibawah mikroskop. Pewarnaan langsung dilihat
Keuntungan : bahan pemeriksaan yg dilihat feses relative banyak, tidak kotor
Kerugiannya : sediaan apusnya tidak rata
Preparat basah = mula2 ambil feses sedikità dimasukkan tab. Reaksiàditambah aquadestàdikocokà setelah homogenà diteteskan dalam object glass: pakai pewarnaan ditutup dengan cover glass; pakai pewarnaan 1-2 tetes à ditutup cover glass
Pengenceran misalkan 1gr feses+10cc aquadest
Keuntungan = sediaan apusnya rata
Kerugiannya = bahan pemeriksaan yg diperiksa relative sedikit, kotor
Pada pemeriksaan mikroskopis yg dicari adalah :
a.       Eritrosit = bulat , uk 7mikron, kuning homogen, pinggir jelas, normal : tidak ditemukan dalam feses. Jika ada, berarti ada perdarahan pada sal. Pencernaan
b.      Leukosit = bulat, didalamnya ada butir2 pinggirnya tidak jelas, uk. 11-12 mikron, normal : tidak ditemukan dalam feses. Ada, karena radang di sal pencernaan
c.       Sisa-sisa pencernaan makanan = karbohidrat, lemak dan protein
d.      Parasit = telur cacing : Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Trichocephalus (Trichiuris trichiura), Oxyuris vermicularis; Amoeba : Entaboema histolitica ada yg berbentuk cysta (bulat, dalamnya ada inti dan kadang2 eri) dan vegetative (bentuk tidak teratur, bergerak dengan kaki palsu/pseudopodi, didalam inti dan eri, bisa bergerak perlahan2, biasanya diwarnai dengan eosin maka amoeba bening sekitarnya merah, bila ditemukan amoeba ini didalam feses banyak eri
3.       Kimia
Darah samar : hampir sama dengan pemeriksaan di urin
                Metode : benzidin
Prinsip : Hb bertindak sebagai peroksidase yg akan menguraikan H2O2 menjad H2O+On. On dan oksidasi benzidin sehingga timbul hijau biru
Prosedur : 1 gr feses dimasukkan tab. Reaksi  à ditambah aquadest à dicampur à dipanaskan à didinginkan
Di tab. 2 masukkan seujung pisau benzidin +asam asetat glacial à dicampur à setelah tercampur à isi tab. Pertama dimasukkan tab 2 ditambah H2O2 beberapa tetes à (+) hijau biru. Pemeriksaan ini dikota2 besar tidak dilakukan diganti FOB: Fecal Occur Blood
Sterkobilin :
Prosedur : 3 gr feses+ 4-5 cc sublimat jenuh (HgCl2)à didiamkan 1 malam/ dipanaskan à (+) merah
                Test metode konsentrasi (termasuk mikroskopis) BJ telur cacing lebih berat dengan BJ H2O, tujuan : untuk menghitung telur cacing dalm feses khusunya Ancylostoma duodenale karena banyak menghisap darah
                Prosedur : 5gr feses à dimasukkan beaker glass + kurang lebih 20-25 cc aquadest à dicampur à cover glass diapungkan à didiamkan ½-1 jam à cover glass diangkatà diletakkan diatas object glassà dilihat dibawah mikroskopà dihitung jml telur cacing. 0,2 ml/ cacing ( daya menghisap darah Ancylostoma duodenale
LIQUOR CEREBROSPINALIS ATAU CAIRAN OTAK ATAU CEREBRO SPINAL FLUID
Cairan ini dibentuk pertama melalui filtrasi dari plasma di kapiler plexus choroidalis, yg kedua melalui sekresi dari sel2 epitel yg melapisi plexus choroidalis. Letak à
Internal : ruang ventricel, ruang sisterna, canalis medula spinalis
External : subarachnoid (antara arachnoid dan piamater)
Lapisan otak : Duramater(menempel tulang tengkorak), arachnoid, piamater
Meningen : selaput otak
Fungsi cairan otak
1.       Sebagai penghantar zat-zat makanan ke jaringan otak
2.       Sebagai pengantar zat-zat yang tidak dipergunakan oleh otak
3.       Untuk mengatur isi rongga tengkorak
4.       Sebagai mekanik barier (shockbreaker), untuk mengurangi tekanan pada otak tsb, jika kecelakaan maka trauma tidak langsung tapi dihalangi sebagian cairan ini, trauma berkurang
Mengatur isi cairan otak 10 ml difiltrasi, 10ml diabsorpsi à hidrosephalus tidak diabsorpsi . 140-170 ml untuk orang dewasa (cairan otak).
Untuk pemeriksaan cairan ini maka dilakukan fungsi (melakukan aspirasi di daerah lumbalàtulang belakang, antara lumbal 3 dan 4 orang dewasa, anak2 lumbal 4 dan 5). Medulla spinalis : jar. Saraf yang berada di sepanjang tulang belakang.
Pengambilan dengan 3 tabung:
Tab 1 à kimia dan serologi
Tab 2 à bakteriologi
Tab 3 à jumlah sel, hitung jenis sel dan protein kuantitatif
Pemeriksaan
1.       P. Makroskopis/fisik
a.       Warna : normalà tidak berwarna seperti aquadest, merah (sering ditemukan) : segar à(darah berasal waktu fungsi atau pengambilan mungkin kapiler ada yg pecah atau memang ada perdarahan yang baru pada otak. Untuk membedakan dari pungsi atau otak maka liquor di centrifuge bila filtratnya jernih, endapan merah à pungsi. Warna kuning atau pink atau orange dan dibawah endapan à perdarahan otak. Warna merah tua/pink/orange/kuning à dari perdarahan otak yang sudah lama. Xantochrome adalah gambaran yang melukiskan warna liquor ini mulai dari pink (terjadi karena darahnya sedikit sehingga oksihemoglobin yg terbentuk sedikit)àorange(oksihemoglobin terbentuk banyak)àkuning(oksihemoglobin berubah menjadi bilirubin) : tergantung jumlah darah dan lama perdarahan. Bisa hijau karena adanya nanah
b.      Kekeruhan : normal à jernih. Kekeruhan bisa disebabkan darah, leukosit, bakteri tingginya kadar protein.
c.       Reaksi pH dari cairan otak tsb. alkalis (hasil filtrasi zat-zat, tidak semua difiltrasi mungkin banyak garam-garam yang difiltrasi)
d.      BJ : normal à 1,003-1,008
e.      Bekuan : normal à tidak ada bekuan. Bekuan biasanya ada jika kadar fibrinogen dalam cairan otak meningkat. Ada yg khas seperti sarang laba-laba à meningitis TBC (disebabkan bakteri)
2.       P. Mikroskopis :
a.       hitung jumlah leukosit, digunakan kamar hitung improved neubauer atau fusrosental. Fusrosental : P= 4 mm, L=4mm T=1/5 (0.2mm). Selain kamar hitung digunakan pipet toma leukosit, reagen yang digunakan Turk pekat: gunanya melisiskan eritrosit, pengenceran, mewarnai leukosit.
Prosedur : mula-mula lar. Turk dihisap sampai angka 1, kemudian lar. Liquor sampai 11à dicampur membentuk angka 8 à dibuang beberapa tetesà diteteskan di kamar hitungà dihitung jumlah sel diseluruh ruangan, isi =4x4x1/5 mm3àvol.16/5 mm3. Jika jumlah sel dalam seluruh ruangan (N), maka dalam 1 mm3 = NX5/16 sel x 10/4= Nx 50/144, dulu N/3 tapi sekarang Nx0.35. normal leukosit dalam liquor 0-5 sel. Improved neubauer : L = 3x3x1/10 = 9/10 mm2, N lap 1mm3 = 10/9Nx10/9 = Nx100/81
b.      Hitung jenis sel : liquor dimasukkan dalam tabung centrifugeàdipusingkan +- 1500 rpm selama 5-10 menità filtrate dipindahkan ke tabung lainà endapan dengan sisa-sisa filtrate dicampur sehingga homogenà diteteskan pada object glass à dibuat sediaan apusà dikeringkan diudaraàditeteskan methanolà didiamkan +-5 menità metanol dibuang à ditetesi pewarna giemsa +-20 menità dicuci dengan air ledeng/kranà dikeringkan à dilihat dibawah mikroskop. Hitung jenis sel ada 2 macam à Mononuklear (intinya satu : limfosit, monosit dan polimorfonuklear (inti lebih satu):  segmen netrofil, normal à hampir semua terdiri dari mononuklear

3.       P. Kimia : pemeriksaan kimia yg kualitatif, kalau kuantitif termasuk kuliah kimklin ke 2