KIMIA KLINIK
Urin adalah
larutan kompleks yang terdiri dari 96% air dan 4% zat terlarut dimana zat
terlarut ini pada umumnya berasal dari makanan dan sisa-sisa produk dari
metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui saluran kemih.
Saluran kemih :
1.
Ginjal
2.
Ureter
3.
Kandung kemih/vesica urinaria
4.
Uretra
Ginjal ada 2 buah
letaknya di posterior rongga abdomen. Bagian kanan tertekan oleh hepar sehingga
letaknya lebih rendah daripada bagian kiri. Dalam ginjal terdapat unit
fungsional yang jumlahnya 1 juta, unit fungsional tersebut yaitu nefron terdiri
dari kapiler gromerulus, kapsula bowman, tubulus proximal, ansa henle, tubulus
distal.
Pembentukan urin:
Urin dibentuk dimulai dari filtrasi plasma melalui dinding
kapiler gromerulus dan filtrat. Hasil filtrate ini masuk ke ruang bowman
(filtrasiàfiltrat)
à t.proximal à ansa henle à T.distal selama
filtrate ini melalui tubulus, ada zat-zat yang direabsorpsi kembali oleh
dinding tubulus tetapi ada juga zat-zat yang disekresi. Dari tubulus masuk ke
kapiler peritubuler disekitar tubulus.
Yang direabsorpsi
: Glukosa (semua) jadi tidak ditemukan diurin dalam keadaan normal, ada kecuali
sudah melampaui kadar kemampuan ginjal yaitu 180 mg/dL.
Ambang ginjal :
kemampuan tubulus untuk mereabsorpsi kembali suatu zat pada tubulus.
Komposisi urin
terdiri dari 96%air dan 4%zat terlarut. Zat terlarut :organic dan non-organik.
Organic : urea,
kreatinin, asam urat dll. Non-organic
: Na, K, Cl, NH4, phosphate, Mg, Ca. selain organic dan non-organik
masih ditemukan elemen dalam urin, misal : sel-sel (eri,leu,epitel,
silinder/cast dan kristal) à
bukan merupakan hasil filtrasi (bukan zat terlarut)
Leukosit : ada karena bergerak amuboid jadi diurin ada.
Normal : 6 /Ltb
Eritrosit : normal tidak ada
Epitel : karena sudah tua jadi lepas sendiri, bukan berasal
dari filtrate glomerulus
Pemeriksaan urin (urinalisis) meliputi :
1.
Pem. Fisik (makroskopis)
2.
Pem. Kimia
3.
Pem. Mikroskopis
Sering diminta dilakukan klinisi/dokter karena dapar
membantu diagnosa dan memberi informasi tentang fungsi beberapa orang tertentu.
Biasanya diindikasikan/diminta untuk beberapa hal :
1.
Traktus urinarius
2.
Penyakit DM
3.
Kehamilan
4.
OD drugs/obat-obatan
5.
Toksikologi
Keuntungan lainnya : murah, sederhana, hasilnya cepat
Persiapan pemeriksaan
urin :
1.
Dari pasien :
a.
tidak makan vitamin C/zat pereduksi lain
b.
jangan makan obat-obatan yang memberi warna urin
à mengganggu pembacaan
urin
c.
daerah genital external dicuci/dibersihkan
dahulu supaya tidak terkontaminasi dengan sekret : vagina, uretra dan
bahan-bahan lain dari luar
d.
mencuci tangan
2.
Memberi penampung urin : dari plastik, bersih,
kering, dapat ditutup, bolong mulut lebar dan 1 kali pakai
3.
Dari sampel : penampung harus diberi label
berisi data-data nama pasien, nomor rekam medik tanggal, jam, bisa ditambah
umur, alamat dan dokter pengirim. Penting
à data harus sesuai
dengan formulir permintaan
Urin segera diperiksa dalam waktu <1 jam, kalau lebih
sebaiknya disimpan dilemari pendingin 2-8oC waktu 8-24 jam/diberi
pengawet.
Cara pengambilan sampel :
1.
Midstream urine/ urin porsi tengah (MSU) : urin
pertama dibuang à
pertengahan ditampung à
terakhir dibuang. Gunanya urin pertama dibuang : sekret/kotoran diuretranya
supaya tidak terkontaminasi karena bila terkontaminasi hasilnya tidak
sebenarnya.
2.
Catheter di uretranya sampai ke kandung kemih,
dilakukan jika pasien sukar buang air kecil. Keuntungannya menghindari secret
di uretra tapi resiko terjadi infeksi
3.
Suprapubic aspiration: ditusuk langsung dari
luar ke kandung kemih (dihisap). Bagus untuk kultur (perkembangan bakteri),
sitologi à
dikirim ke bag. Patologi anatomi
4.
3 glass collection : penampungan 3 tabung. Cara
:
a.
Ditampung ( ½ menit) di tabung 1
b.
½ menit kemudian ditampung di tabung 2
c.
Dipijat-pijat pangkal penis (proksimal) supaya sekret
prostat dibersihkanà
sisa urinnya ditampung.
Jika tabung 3 jumlah leukosit &
kultur bakteri 10X > tab 1, diidentifikasi infeksi prostat (prostatitis)
dengan syarat jumlah leukosit & kultur bakteri tab. 2 (-) atau normal, jika
2 tidak normal à
infeksi kandung kemih bagian atas (sistitis)
Jenis sampel atau pengambilan sampel
berdasarkan waktu :
1.
Urin pagi : diambil pertama kali setelah bangun
tidur di pagi hari
2.
Urin sewaktu : diambil pada satu waktu yang tidak
ditentukan secara khusus
3.
Urin 2 jam PP (postprandial) setelah makan :
urin ditampung tepat 2 jam setelah makan, pemeriksaan glukosa setelah makan
4.
Urin 24 jam : ditampung selama 24 jam, tampung
dari jam 7 à
awal tidak ditampung, selanjutnya terus ditampung sampai urin jam 7 ditampung.
Urin 24 jam untuk kuantitatif zat dalam urin misal kuantitatif protein dalam
urin.
5.
Urin 12 jam siang/malam : 7am tidak ditampung,
7am-7pm ditampung, 7pm ditampung
penyimpanan
-urin baru
1-2 jam ada yg kurang dari 1 jam ada yg kurang dr 2 jam
-urin lama
Jika urin didiamkan
lama maka
1.
bakteri
akan berkembang biak dan banyak jadi bisa menguraikan urea menjadi NH3
(ammonium). kemudian NH3 bereaksi dengan H2O ---> NH4OH
yang bersifat basa. kalau basa maka pH dalam urin menjadi meningkat
periksa < 2 jam. basa--> eri,
leu, silinder menjadi cepat lysis sehingga jumlahnya akan berkurang
2.
bau
menjadi menyengat karena terbentuknya ammonium. bakteri banyak akan memakan
glukosa yang terdapat pada urin tersebut menyebabkan glikolisis sehingga kadar
glukosa dalam urin akan menurun
nitrit pada urin tersebut akan
meningkat karena bakteria sianida yang juga mereduksi nitrat à nitrit
bilirubin akan berkurang karena
terpapar dengan sinar, akan diubah menjadi biliverdin
benda-benda keton akan berkurang,
karena benda2 keton ini mudah menguap (ada 3 macam : aseton, asam asetoasetat,
asam betahidroksi butirat)
urobilinogen akan berkurang,
teroksidasi dengan udara membentuk urobilin sehingga kadarnya menurun
efek bakteri menyebabkan
pengendapan presipitasi dari garam-garam fosfat dan urat
jika terpaksa menunda pemeriksaan bisa disimpan di lemari
pendingin atau diberi pengawet, yang sering digunakan:
pengawet
1.
toluen :
khasiat jika diteteskan akan mengambang dipermukaan sehingga mencegah
kontaminasi bakteri dari luar
2.
formaldehid (formalin 40%) : digunakan untuk sedimen
(terutama), untuk elemen-elemen butana, sel-sel
3.
thymol
10% : untuk glukosa dan sedimen urin
4.
Na
flourida : biasanya untuk glukosa
5.
Asam
Borat 0,8% : protein dan sedimen
pemeriksaan urin
(makroskopis)
1.
warna,
normal adalah kuning muda disebabkan oleh 3 macam pigmen : urochrom (produksi
dari metabolisme endogen), urobilin (urobilinogen diubah menjadi urobilin,
sehingga awal urinasi jernih à
uribilinogen, kuning à
urobilin), uroerithrin (melekat pada
amorf urat warna nya pink biasanya)
abnormal : yg sering ditemukan
adalah kuning tua à
dikocok (foam tes à tes busa) à timbul busa kuning à kemungkinan mengandung bilirubin
untuk memastikannya melakukan pemeriksaan Harison atau Hawkinson
abnormal : merah, kemungkinan
disebabkan oleh darah untuk memastikannya diperiksa sedimennya, kalau banyak
eri dalam sedimen berarti penyebab warna merah disebut hematuri. jika dalam sedimen
tidak ditemukan eritrosit maka kemungkinan warna merah ini disebabkan
hemoglobin atau mioglobin (bisa berasal dari filtrasi plasma atau lisis dengan
cepat masuk ke glomerulus à
ada dalam urin), untuk memastikan dilakukan pemeriksaan benzidin test
2.
kejernihan : normal à jernih. kekeruhan dapat
disebabkan karena adanya darah, bakteri, nanah, garam-garam fosfat, spermatozoa
3.
keasaman
atau pH : dipeiksa dengan kertas lakmus merah maupun biru, merah à merah (N), màb (B), bàb (N), bàm (A)
keasaman
dari urin ini merupakan refleksi dari kemampuan ginjal untuk memelihara
konsentrasi ion hidrogen
didalam plasma
4.
berat
jenis/ BJ (kepekatan suatu larutan dibanding dengan aqua) : normal sewaktu
1.002- 1,030, 24 jam : 1,015-1,025 diukur dengan 2 alat urinometer
(keuntungannya mudah dan murah, kerugiannya membutuhkan urin yang banyak, harus
dikoreksi terhadap suhu, kadar glukosa dalam urin dan terhadap kadar protein
dalam urin. biasanya dikalibrasi pada temperature 15oC/20oC.
koreksi suhu: suhu ruangan setiap 3oC diatas 15 oC maka
Bj + 0.001, setiap 3 oC dibawah 15 oC maka BJ -0.001. koreksi
glukosa :setiap 1% glukosa dalam urin BJ - 0.004 [glukosuria], setiap 1%
protein dalam urin BJ -0,03 [proteinuria]. bila BJ tinggiàurinnya pekat misal
mendekati 1,030 disebut hiperstenuri, encer mendekati 1 hipostenuri) dan
refractometer
5.
volume
urin : jumlah urin berkisar pada 600 cc - 2000cc, kalau volume < 300 cc
disebut oliguri, tidak ada urin yang keluar sama sekali disebut anuri, banyak
sekitar 2000cc an disebut poliuri
6.
bau :
karena adanya urea dan ammonia (ureum)
abnormal : contoh jengkol karena
ada kristal jengkol. intoksikasi jengkol : albuminuria, hematuria, kristaluria.
didect glass ada di
pinggir2 kristalnya
buah2an
: ketonuria
pemeriksaan
mikroskopis
yang diperhatikan:
1.
volume 10-15 mL, karena jika pakai reagen strip,
sehingga strip bisa masuk /dicelupkan à
parameter bisa dicelupkan semua
2.
urin baru
3.
urin di centrifuge 5 menit 1500 rpm,
filtrat(cairan diatas)nya dipindahkan ke tabung lain sehingga sisa2 cairan
dalam tabung centrifuge -+ 1-0,5 mL (cairan+sedimen), dikocok supaya homogeny lalu
diteteskan ke object glass -+ 20 mikroliter/0.02 mL, ditutup dengan dect glass,
setelah itu diperiksa dengan pembesaran Ob. 40 Oc. 10, eri Ob.40 (disebut highpowerfield)
kalau Ob.10 (lowpowerfield), dihitung sel-sel atau elemen dalam 10 pandangan
misalnya 100 / 10 pandangan jadi eri 10/LPB angka dibulatkan tidak ada koma.
silinder pakai LPK, elemen lain LPB
yang dicari pada
sendimen.
1.
elemen
organik :
a.
eritrosit : bulat, kuning homogen, tidak berinti
pinggrinya jelas ukuran -+ 7 mikron.
abnormal : pada urin pekat/BJ
tinggi. hiperstenuri maka cairan dalam eritrosit keluar, sehingga bentuk
eritrosit seperti durian disebut crenated. urin encer= cairan masuk dalam
eritrosit à
pecah à
Hb keluar jadi hanya terlihat membran. ghost cell. bentuk lain dismorfism = eri
berasal tubulus ginjal/glomerulus. ciri : ukuran bervariasi, terdapat tonjolan2
pada dinding eri. disebut acanthocyte. beda acanthocyte dengan crenated. crenated
: tonjolan banyak pas seperti durian, acanthocyte paling banyak tonjolan ada 10
dan ada yang panjang&pendek. dindingnya ada yang terlihat seperti fragmen.
ditemukan banyak
eri di sendimen disebut hematuri
normal dalm sendimen 0-1 tapi
ada yg mengatakan 1-2/lpb atau hpf
b.
leukosit : bulat, pinggir tidak jelas, di dalam
ada butir-butir kadang dapat terlihat intinya, besarnya -+ 12 mikron. pada urin
encer kadang2 cairan dari luar masuk ke dalam sel sehingga terdapat gerakan2
dari butir2 yang terdapat pada sitoplasma, membesar dan granulanya seperti
bergerak disebut glitter cell.
normal : 0-5, <6 / lpb atau hpf.
leuko. banyak dalam urin leukosituri atau piuri(artinya ada nanah didalam urin)
c.
silinder atau cast. pembentukan lokasinya di
tubulus distal karena itu bentuknya menggambarkan lumen dari tubulus tsb.
(maksudnya lonjong). komposisinya ialah tam. hosfall protein : suatu glikoprotein
yg dieskresi oleh sel2 epitel dari tubulus distal tsb. selain protein ini
ditandai juga dengan albumin dan imunoglobulin. faktor2 yg mempengaruhi
terbentuknya silinder ini :
1
aliran urin itu lambat terjadi stasis, urin flow
stasis (terhambat)
2
keasaman dari urin tsb. makin asam maka makin
kemungkinan terjadinya cast ini makin besar. protein dalam asam menjadi
mengendap
3
adanya Na dan Ca
langkah2 pembentukan silinder :
1
terjadi agregasi dari tam hosfall membentuk
fibril2 atau serat2 protein dimana benang ini melekat pada dinding tubulus.
2
fibril2
ini terjalin membentuk jaringan atau anyaman
3
anyaman ini menjadi solid dan inilah yg
merupakan rangka atau matriksnya dari silinder tsb
4
semua komponen yg terdapat dalam filtrat
glomerulus atau dalam lumen tubulus ini akan terjaring dalam rangka atau
matriks tadi
eri banyak --> silinder
eritrosit, leu banyak --> silinder leu. tergantung komponen dalam filtrat
Setelah
penuh/berat maka dia akan lepas ikut keluar dengan urin
macam2 silinder :
1
silinder eritrosit : sering ditemukan pada
penderita glomerulonefritis akut (bentuk seperti ketimunan didalamnya ada eri),
GN urinnya berwarna merah karena banyak eri.
2
silinder leukosit : silinder didalamnya ada leu.
(bentuk sama dengan GN), biasanya tedapat pada penderita infeksi pielonefritis,
dalam filtrat ditemukan banyak leukosit dan akan terjaring.
3
silinder epitel : didalamnya terdapat banyak
sel2 epitel. ditemukan bila ada kerusakan dalam tubulus
4
silinder granula : granula berasal dari
degenerasi sel-sel, baik sel epi, leu, eri.biasanya ditemukan pada GN kronis.
Ada 2 : ada yg kasar & halus
5
silinder lemak (fatty cast) : ditemukan pada
nefrotic syndrome, terdapat peninggian lipid dalam darah sehingga keluar dalam
urin, lipid terjaring silinder itu sehingga terdapat lemak. lebih baik dilihat
dengan pewarnaan sudan 3
6
silinder waxy (lilin) : ditemukan pada penderita
gagal ginjal. terjadi karena degenerasi sel2, granula2 yang berubah menjadi
suatu zat yg seperti lilin. urinnya lambat berjalannya. granula --> eri,
leu, epi
7
silinder yg biasanya yg ditemukan dalam urin
normal adalah silinder hialin
8
mixed silinder : ada sel epi, eri, leu
oval fat bodies : sel2 epitel
tubulus yg mengabsorpsi lipid yg terdapat dalam filtrat gromerulus. biasanya
ini ada maka fatty cast ada sehingga terjadi lipid uri.
d.
sel epitel : bulat berasal dari tubulus atau
renal, transisional pada kandung kemih, squamoss pada uretra
2.
elemen
non organik :
a.
kristal. kristal normal suasana asam -->asam
urat. kristal normal suasana asam, netral, basa --> oksalat. netral, alkali
--> tripel posfat. alkali --> karbonat atau ammonium biurat.
abnormal : tyrosin, cytin, leucin,
bilirubin, cholesterol.
kristal2 ini adalah pengendapan yg
terdapat dalam filtrat terdapat presifitasi dalam elemen ini dipengaruhi:
temp, pH, konsentrasi
pemeriksaan kimia :
1
manual
:
A.
glukosa dalam urin : umunya dalam darah orang
puasa < 100 % atau/ mg/dl glukosa dalam darah melebihi 100 maka kelebihan
akan dikeluarkan dalam urin karena kemampuan tubulus untuk mereabsorpsi hanya
sampai 180. adanya glukosa dalam urin --> glukosuri. pemeriksaan manual
dengan metode benedict. prinsip : glukosa akan mereduksi ion cupri menjadi ion
cupro. bentuk cupro : cu cupro hidroksida kuning (Cu(OH)) atau cu oksida merah (Cu2O).
prosedur : 5 cc benedict + 5 tetes urin --> dipanasakan diatas api atau
water bath sampai mendidih. bila timbul warna biru (-), +1 hijau kuning, +2
kuning, +3 jingga, +4 merah bata
B.
protein dengan metode bang. prinsip : protein
dalam suasana asam dan bila dipanaskan akan mengendap atau menggumpal, ada
syaratnya urin harus jernih sebelum diperiksa kalau keruh interprestasi jadi
salah, karena interprestasi ini oleh kekeruhan, kalau keruh harus di
centrifuge. prosedur 5 cc urin + 1/2 cc reagen bang dipanasakan. - jernih, +-
keruh sedikit, +1 keruh jelas, +2 keruh butir2, +3 keruh keping, +4 keruh
menggumpal. protein ini normalnya kurang dari 10 mg/dl dlm urin. adanya protein
dalam urin karena adanya kerusakan glomerulus.
2
strips :
reagen yg sudah
didalam bentuk kering, siap pakai, relatif stabil, harganya reatif murah,
volume urin yg dipakai sedikit, selain itu harus diperhatikan penyimpanan
reagen ini : harus dihindari dari sinar, panas, bahan-bahan kimia, disimpan
pada tab. yg tertutup dan disimpan pada suhu kurang dari 30 oC. jika
mau memakai/pemeriksaan: harus diperhatikan tanggal kadaluarsa, apakah terdapat
perubahan warna.
Prosedur: masukkan
urin ke dalam tab. reaksi (urinnya yg homogen) dicelupkan ke tabung hingga
semua parameter terendam selama -+ 1-2 detik. dicabut --> membuang sisa urin
dengan cara menempelkan satu sisi pada tissue --> dilihat warna yg timbul
dibandingkan dengan skala warna/ memasukkan kertas strips pada alat uriscan
atau uristrips --> hasil keluar
pemeriksaan pH
reagen metil red (s. asam) redàyellow
dan bromtimol blue (s.basa) yellow à
blue
pemeriksaan protein
prinsip : pada pH tertentu bila terdapat protein akan
membentuk suatu warna yang tertentu (protein error of indicator)
pemeriksaan glukosa
prin: pada parameter ini ada 2 macam reagennya : glukosa
oksidase dan peroksidase. glukosa dengan
O2 akan membentuk gluconic acid dan H2O2 dengan bantuan
enzim glukosa oksidase à
H2O2 dengan bantuan peroksidase à H2O+On, On
mengoksidase chromogen --> terbentuk warna tertentu
pemeriksaan benda2
keton
pada reagen strips terdapat natrium nitroprusid dan glisin
Prin : asam aseto asetat dengan na nitroprusid+glisin akan
membentuk warna tertentu (purple colour)
pemeriksaan blood
prinsip : Hb bertindak sbg peroksidase yg menguraikan H2O2
yg organik menjadi H2O dan On. On mengoksidase Chromogen (benzidin)
pemeriksaan bilirubin
pada strips sudah ada reagen garam diazonium
prin : bilirubin+garam diazonium --> azobilirubin yg
mempunyai warna tertentu
pemeriksaan
urobilinogen
hampir sama dengan manual. urobilinogen dengan
paradietilaminobenzaldehid akan membentuk warna tertentu
Pemeriksaan Nitrit
prinsip : nitrit+ para-arsanilic acid atau sulfanilamid
--> garam diazonium + tetrahidrobenzoquinolin --> membentuk warna
tertentu (pink azodye)
pemeriksaan leukosit
ada enzim leukosit esterase
prinsip : indoxylcarbonic acid ester dibawah pengaruh enzim
leu. esterase akan terbentuk indoxyl bebas --> indoxyl +diazonuim salt
membentuk warna tertentu (purple colour)
pemeriksaan berat
jenis
prin : polyelectrolyte akan melepaskan ion hidrogen yg
jumlahnya sesuai dengan jumlah ion2 yg terdapat dalam urin. makin pekat urin (
BJ besar) = ion2 urin, jika ion H banyak dilepaskan maka akan asam dan pH
menurun. tapi kalau jumlah ion sedikit maka ion yg dilepaskan sedikit = pH basa
pemeriksaan urobilin
metode schlesinger
prinsip: urobilin dan reagen schlesinger memberikan suatu
kompleks yang memberikan flourensi hijau
prosedur : 5cc urin+2 tetes lugol dan 7 1/2 cc reagen
schlesinger --> kocok --> disaring. filtrat dilihat dengan latar belakang
hitam. (+) flouresensi hijau, positif jika didiamkan lama, jika baru urobilin
negatif karena urobilinogen belum berubah menjadi urobilin
pemeriksaan
urobilinogen
metode wallace diamond
prinsip : urobilinogen+ paradimetil amino benzaldehid akan
membentuk suatu kompleks yang berwarna merah
prosedur : 5cc urin + 1cc reagen paradimetil amino
benzaldehid --> dikocok --> (+) timbul w. merah. 2 cara : didiamkan 1
malam dan dipanaskan mendidih karena reaksinya lambat
pemeriksaan bilirubin
metode harrison (m), hawkinson (m)
harrison
prinsip harrison : BaCl2 & garam2 sulfat yg
terdapat dalam urin --> barium sulfat --> BaSO4 makan mengendap -->
BaSO4 akan mengikat bilirubin --> ferri clorida FeCl3 akan mengoksidasi
bilirubin menjadi biliverdin yg berwarna hijau, bilicyanin : biru, choletelin :
kuning
prosedur : 5 cc urin + 5 cc BaCl --> dikocok -->
disaring --> endapan terdapat pada kertas saring + teteskan FeCl3 pd kertas
saring yg ada endapan --> hijau biru : (+) bilirubin
hawkinson
prosedur : mula2 ambil 1 lembar kertas saring yg besar
--> direndam pada BaCl --> dikeringkan diudara --> setelah kering
dipotong2 menjadi 2x2 cm. memeriksa bilirubin : ambil kertas saring yg telah
dipotong --> teteskan 1 tetes urin + 1 tetes FeCl --> hijau biru : (+)
bilirubin. yg mengikat bilirubin BaCl (prinsip)
hawkinson : membutuhkan hanya 1 tetes urin, harrison : 5 cc
urin
pemeriksaan
benda-benda keton
paling banyak 78% asam beta hidroksibutirat, 20% asam aseto
asetat, 2% aseton
metode rothera
hanya bisa memeriksa asam aseto asetat dan aseton, karena
tidak mengoksidasi asam beta hidroksibutirat
prinsip: reagen rothera atau natrium nitroprusid merupakan
suatu oksidator sehingga akan mengoksidasi asam aseto asetat atau aseton
menjadi suatu kompleks yg berwarna ungu dalam suasana basa
prosedur : 5cc urin + (-+) 1 gram reagen rothera -->
dicampur + melalui dinding tabung NH4OH(p) --> timbul cincin berwarna ungu
pada perbatasan lapisan larutan tsb.
Metode Gerhard
reagen yg dipakai FeCl3
PRINSIP : FeCl3 akan mengoksidasi asam asetoasetat memberi
kompleks berwarna merah.
prosedur : 5cc urin + beberapa tetes FeCl3 --> kocok
--> (+) merah
membedakan benda2 keton/ bahan2 lain yg menyebabkan warna
merah ini : ambil urin --> masukkan suatu tabung --> dipanaskan (benda
keton : akan menguap (maksudnya)) --> ditetesi FeCl3 --> masih merah
berarti bukan benda keton
Pemeriksaan Rothera sangat sensitif, karena itu pemeriksaan
ini untuk menentukan diagnosa. pemeriksaan Gerhard kurang sensitif, karena itu
digunakan untuk monitoring terapi/pengobatan.
Pemeriksaan Darah
Samar (darah yg tidak terlihat oleh mata, hematuri yg mikroskopis atau
dalam feses juga diperiksa hanya saja di feses ada pemeriksaan fob)
Metode : Benzidin (m)
Prinsip : Hb bertindak sebgai perosidase yg menguraikan H2O2
menjadi H2O+On. On akan mengoksidasi benzidin sehingga berwarna biru
(kehijauan)
prosedur : 1 tabung reaksi diambil --> 3 cc asam asetat
glasial+1gr benzidin --> dicampur --> diambil tab. reaksi ke 2 -->
masukkan 2 cc urin --> dipanaskan (guna: menghilangkan enzim2 oksidase yg
terdapat dalam leukosit) --> isi tabung ke 2 dimasukkan dalam tabung
pertama+beberapa tetes H2O2 --> hijau biru (+)
Pemeriksaan
Kuantitatif Protein
Metode : Esbach
Prinsip : protein dalam suasana asam akan menggumpal atau
menggendap. tab.esbach seperti tabung centifuge
Prosedur: masukkan urin dlm tab. esbach sampai garis U
+ reagen esbach sampai garis R -->
didiamkan selama 24 jam --> dilihat endapan kuning sampai skala berapa misal
1 gr/L (dalam tabung ada skalanya). bila vol 1500cc dlm 24 jam j.protein 1x 1/5
g/L. vol. urin 24 jam rata2 1500cc
METABOLISME BILIRUBIN
jika eritrosit sudah tua maka eritrosit ini akan ditangkap
oleh sel2 Reticulo Endothelial System --> pecah Hb keluar --> Hb akan
pecah menjadi heme dan globin --> heme dengan pengaruh enzim heme oxygenase
berubah menjadi biliverdin --> diubah menjadi bilirubin dengan bantuan enzim
biliverdin reduktase (disebut biulirubin indirect) --> dikeluarkan oleh RES
--> masuk kedalam darah --> karena b. in tdk larut dengan air agar
nyangkut maka berikatan dengan albumin --> bilirubin akan diangkut ke hepar
--> pada dinding2 sel hepar dipisahkan --> masuk ke dalam sel2 hepar
(albumin tidak masuk) --> bilirubin in berkonjugasi menjadi bilirubin mono
diglukuronat atau (bil. direct) --> dikeluarkan sel2 hepar --> masuk ke
dalm sal. empedu --> melalui sal. empedu masuk usus atau intestinal -->
dalam usus diubah oleh enzim2 bakteri menjadi urobilinogen, sterkobilinogen
(feses), dan mesobilirubinogen (memberikan reaksi yg identik sehingga semuanya
disebut urobilinogen) ketiganya disebut urobilinogen --> urobilinogen
dikeluarkan feses sebagian besar, sebagian kecil diserap kembali usus masuk ke
peredaran darah dikeluarkan melalui ginjal keluar menjadi urobilinogen.
bilirubin in larut dalam alcohol
FESES
Pemeriksaan Feses, biasanya harus ditampung dalam
dispossible container tdk boleh bercampur dengan urin, harus diperiksa dalam
waktu 30-40 menit, sebaiknya tidak makan obat2 pencahar.
Pemeriksaan
1.
Makroskopis
:
Warna = normal:kuning agak coklat, abnormal
(sering ditemukan) : feses hitam kemungkinan disebabkan karena perdarahan di traktus
digestivus(sal. Pencernaan bag. Atas) misalnya di lambung, eri pecah Hb keluar
membentuk Hematin, bisa disebabkan oleh sayur2an bedanya : darah à encer, sayur2an à keras. Karena darah :
melena, abnormal : putih atau pucat karena feses tidak mengandung sterkobilin,
sumbatan di sal empedu à
tidak masuk ususà
tidak bisa diubah menjadi sterkobilinà
feses pucat. Pada ambein atau sal. Pencernaan bawah berwarna merah segar.
Diluar hemoloid, sampai dalam disentri amoeba
Konsistensi = normal : lunak dan berbentuk. Abnormal :
encer biasanya karena diare atau radang disaluran pencernaan, fesesnya keras karena
konstipasi (1-2x sehari). Pada ambein atau sal. Pencernaan bawah berwarna merah
segar
Bau = normal : karena ada indol dan skatol
Lendir = normal : suka ada, kalau banyak :
terjadi rangsangan dalam sal. Pencernaan. Merupakan sekret dari dikeluarkan mukosa/dinding
sal. Pencernaan
Darah= adanya karena pergerakan di sal.
Pencernaan
Nanah = kumpulan dari leukosit dan bakteri,
karena adanya radang atau abses (bisul) / infeksi di sal. Pencernaan
Sisa-sisa makanan = sayur2an/kacang, karena
mengunyah tidak sempurna sehingga terlalu keras untuk dicerna perncernaan
Parasit = cacing yg biasanya ditemukan
2.
Mikroskopis
: melakukan pem mikroskopis harus membuat sediaan hapus
Sediaan hapus kering/ preparat kering :
mula2 ambil object glassà
dgn lidi feses dioleskan ke object glassà
langsung diteteskan 5 tetes parafin liquidum untuk memperjelas penglihatanà ditutup dengan cover
glass à
dilihat dibawah mikroskop
Object glass à
dgn lidi feses dioleskan ke object glassà
teteskan pewarna (eosin =eri, leuko, protozoa/amoeba; lugol = sisa-sisa makanan
co: karbohidrat,seperti butir2 warna biru sehingga yg warna biru itu amilum,
kalau amilum sudah dipecah jadi warna merah butirnya karena sudah diubah
menjadi dextran; sudan 3 = sisa-sisa lemak, butir2nya berwarna merah; asam asetat
glacial = sisa-sisa protein, sisa sayuran seperti per, daging/otot seperti
tangga, jaringan ikat(termasuk protein) seperti sapu lidi) à ditutup dengan cover
glass à
dilihat dibawah mikroskop. Pewarnaan langsung dilihat
Keuntungan : bahan pemeriksaan yg dilihat
feses relative banyak, tidak kotor
Kerugiannya : sediaan apusnya tidak rata
Preparat basah = mula2 ambil feses sedikità dimasukkan tab. Reaksiàditambah aquadestàdikocokà setelah homogenà diteteskan dalam
object glass: pakai pewarnaan ditutup dengan cover glass; pakai pewarnaan 1-2
tetes à
ditutup cover glass
Pengenceran misalkan 1gr feses+10cc
aquadest
Keuntungan = sediaan apusnya rata
Kerugiannya = bahan pemeriksaan yg
diperiksa relative sedikit, kotor
Pada pemeriksaan mikroskopis yg dicari
adalah :
a.
Eritrosit = bulat , uk 7mikron, kuning homogen,
pinggir jelas, normal : tidak ditemukan dalam feses. Jika ada, berarti ada
perdarahan pada sal. Pencernaan
b.
Leukosit = bulat, didalamnya ada butir2 pinggirnya
tidak jelas, uk. 11-12 mikron, normal : tidak ditemukan dalam feses. Ada,
karena radang di sal pencernaan
c.
Sisa-sisa pencernaan makanan = karbohidrat,
lemak dan protein
d.
Parasit = telur cacing : Ascaris lumbricoides,
Ancylostoma duodenale, Trichocephalus (Trichiuris trichiura), Oxyuris
vermicularis; Amoeba : Entaboema histolitica ada yg berbentuk cysta (bulat,
dalamnya ada inti dan kadang2 eri) dan vegetative (bentuk tidak teratur,
bergerak dengan kaki palsu/pseudopodi, didalam inti dan eri, bisa bergerak
perlahan2, biasanya diwarnai dengan eosin maka amoeba bening sekitarnya merah,
bila ditemukan amoeba ini didalam feses banyak eri
3.
Kimia
Darah samar : hampir sama dengan
pemeriksaan di urin
Metode
: benzidin
Prinsip : Hb bertindak sebagai peroksidase yg akan menguraikan H2O2
menjad H2O+On. On dan oksidasi benzidin sehingga timbul hijau biru
Prosedur : 1 gr feses dimasukkan tab. Reaksi à
ditambah aquadest à
dicampur à
dipanaskan à
didinginkan
Di tab. 2 masukkan seujung pisau benzidin +asam asetat glacial à dicampur à setelah tercampur à isi tab. Pertama dimasukkan
tab 2 ditambah H2O2 beberapa tetes à (+) hijau biru.
Pemeriksaan ini dikota2 besar tidak dilakukan diganti FOB: Fecal Occur Blood
Sterkobilin :
Prosedur
: 3 gr feses+ 4-5 cc sublimat jenuh (HgCl2)à didiamkan 1 malam/ dipanaskan
à (+) merah
Test
metode konsentrasi (termasuk mikroskopis) BJ telur cacing lebih berat dengan BJ
H2O, tujuan : untuk menghitung telur cacing dalm feses khusunya
Ancylostoma duodenale karena banyak menghisap darah
Prosedur
: 5gr feses à
dimasukkan beaker glass + kurang lebih 20-25 cc aquadest à dicampur à cover glass diapungkan
à didiamkan ½-1 jam à cover glass diangkatà diletakkan diatas
object glassà
dilihat dibawah mikroskopà
dihitung jml telur cacing. 0,2 ml/ cacing ( daya menghisap darah Ancylostoma
duodenale
LIQUOR CEREBROSPINALIS
ATAU CAIRAN OTAK ATAU CEREBRO SPINAL FLUID
Cairan ini dibentuk
pertama melalui filtrasi dari plasma di kapiler plexus choroidalis, yg
kedua melalui sekresi dari sel2 epitel yg melapisi plexus choroidalis.
Letak à
Internal : ruang
ventricel, ruang sisterna, canalis medula spinalis
External :
subarachnoid (antara arachnoid dan piamater)
Lapisan otak : Duramater(menempel
tulang tengkorak), arachnoid, piamater
Meningen : selaput
otak
Fungsi cairan otak
1.
Sebagai
penghantar zat-zat makanan ke jaringan otak
2.
Sebagai
pengantar zat-zat yang tidak dipergunakan oleh otak
3.
Untuk
mengatur isi rongga tengkorak
4.
Sebagai
mekanik barier (shockbreaker), untuk mengurangi tekanan pada otak tsb, jika
kecelakaan maka trauma tidak langsung tapi dihalangi sebagian cairan ini,
trauma berkurang
Mengatur isi cairan
otak 10 ml difiltrasi, 10ml diabsorpsi à hidrosephalus tidak
diabsorpsi . 140-170 ml untuk orang dewasa (cairan otak).
Untuk pemeriksaan
cairan ini maka dilakukan fungsi (melakukan aspirasi di daerah lumbalàtulang
belakang, antara lumbal 3 dan 4 orang dewasa, anak2 lumbal 4 dan 5). Medulla
spinalis : jar. Saraf yang berada di sepanjang tulang belakang.
Pengambilan dengan 3
tabung:
Tab 1 à
kimia dan serologi
Tab 2 à
bakteriologi
Tab 3 à
jumlah sel, hitung jenis sel dan protein kuantitatif
Pemeriksaan
1.
P.
Makroskopis/fisik
a.
Warna
: normalà tidak berwarna seperti
aquadest, merah (sering ditemukan) : segar à(darah
berasal waktu fungsi atau pengambilan mungkin kapiler ada yg pecah atau memang
ada perdarahan yang baru pada otak. Untuk membedakan dari pungsi atau otak maka
liquor di centrifuge bila filtratnya jernih, endapan merah à
pungsi. Warna kuning atau pink atau orange dan dibawah endapan à
perdarahan otak. Warna merah tua/pink/orange/kuning à
dari perdarahan otak yang sudah lama. Xantochrome adalah gambaran yang
melukiskan warna liquor ini mulai dari pink (terjadi karena darahnya sedikit
sehingga oksihemoglobin yg terbentuk sedikit)àorange(oksihemoglobin
terbentuk banyak)àkuning(oksihemoglobin
berubah menjadi bilirubin) : tergantung jumlah darah dan lama perdarahan. Bisa
hijau karena adanya nanah
b.
Kekeruhan
: normal à jernih. Kekeruhan bisa
disebabkan darah, leukosit, bakteri tingginya kadar protein.
c.
Reaksi
pH dari cairan otak tsb. alkalis (hasil filtrasi zat-zat, tidak semua
difiltrasi mungkin banyak garam-garam yang difiltrasi)
d.
BJ :
normal à 1,003-1,008
e.
Bekuan
: normal à tidak ada bekuan. Bekuan
biasanya ada jika kadar fibrinogen dalam cairan otak meningkat. Ada yg khas
seperti sarang laba-laba à meningitis TBC
(disebabkan bakteri)
2.
P.
Mikroskopis :
a.
hitung
jumlah leukosit, digunakan kamar hitung improved neubauer atau fusrosental.
Fusrosental : P= 4 mm, L=4mm T=1/5 (0.2mm). Selain kamar hitung digunakan pipet
toma leukosit, reagen yang digunakan Turk pekat: gunanya melisiskan eritrosit,
pengenceran, mewarnai leukosit.
Prosedur : mula-mula lar. Turk
dihisap sampai angka 1, kemudian lar. Liquor sampai 11à
dicampur membentuk angka 8 à dibuang beberapa tetesà
diteteskan di kamar hitungà dihitung jumlah sel
diseluruh ruangan, isi =4x4x1/5 mm3àvol.16/5
mm3. Jika jumlah sel dalam seluruh ruangan (N), maka dalam 1 mm3
= NX5/16 sel x 10/4= Nx 50/144, dulu N/3 tapi sekarang Nx0.35. normal leukosit
dalam liquor 0-5 sel. Improved neubauer : L = 3x3x1/10 = 9/10 mm2, N
lap 1mm3 = 10/9Nx10/9 = Nx100/81
b.
Hitung
jenis sel : liquor dimasukkan dalam tabung centrifugeàdipusingkan
+- 1500 rpm selama 5-10 menità filtrate dipindahkan
ke tabung lainà endapan dengan
sisa-sisa filtrate dicampur sehingga homogenà
diteteskan pada object glass à dibuat sediaan apusà
dikeringkan diudaraàditeteskan methanolà
didiamkan +-5 menità metanol dibuang à
ditetesi pewarna giemsa +-20 menità dicuci dengan air
ledeng/kranà dikeringkan à
dilihat dibawah mikroskop. Hitung jenis sel ada 2 macam à
Mononuklear (intinya satu : limfosit, monosit dan polimorfonuklear (inti lebih
satu): segmen netrofil, normal à
hampir semua terdiri dari mononuklear
3.
P.
Kimia : pemeriksaan kimia yg kualitatif, kalau kuantitif termasuk kuliah
kimklin ke 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar